Buatlah keputusan hidup dari hatimu,
lalu gunakanlah akalmu untuk menjalankan keputusanmu.
Zaman dinamis, penuh tantangan, semakin memikat untuk kita pahami dan hadapi. Memandang kegalauan yang sering merusak hati juga akal tanpa tahu apa rencana dan tujuan akan hidup, menambah panjang daftar kebuncahan. Tak sedikit ada yang ingin mengakhiri nafas, menikam diri sendiri, yang sebetulnya jika dikomunikasikan dengan baik maka segalanya dapat tuntas.
Keputusan hidup sangat bernilai. Keberanian menentukan masa depan lewat olahan masa kini memberikan pegaruh besar dalam sebuah permainan kehidupan. Hal itu harus hadir dari hati. Saat hati tak lagi berucap, maka semua perbuatan yang melompatinya dengan akal akan menghasilkan sesuatu yang hina. Semua lewat strategi dan taktik kotor, tidak ada lagi cara-cara halal yang sebetulnya dapat menguntungkan diri sendiri dan orang lain.
Begitu pentingnya suara hati. Hati yang tak lagi bersua dalam menyuluh hidup, kedepan, akan mengalami kebekuan. Kebekuan yang akan menghadirkan kekasaran dalam semua gerak-gerik, perangai manusia. Ia telah menjadi keras dan kasar. Mengandalkan akal yang terpatri lewat tindakan-tindakan yang menjijikkan dan tak jarang menyulut konflik.
Saat suara hati telah bergema. Keseluruh penjuru kehidupan, dengan telah mengambil keputusan. Maka saatnya akal untuk menjelmanya. Disinilah pentingnya ilmu. Ilmu yang tidak mengenal kata usai untuk mengasah ilmu itu sendiri. Ibarat pandai besi, ilmu itu dipertajam layaknya ia menajamkan sebuah besi yang akan dijadikannya senjata. Bagi pemburu, maka ia bagaikan hewan buruan yang wajib untuk ditangkap sebagai bekal hidup. Agar tidak mati!
Maka, keputusan untuk menjadi yang “Hidup” ada di hati. Diolah di masa kini, lewat akal, untuk masa depan.
Untukmu yang galau. Bermain dan tersenyumlah………! :-)
To be Continued
Fitrah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar