Menyelami Kembali; Jangan Amnesia!!!
Andai alqur'an bisa bicara, ia akan berkata: "waktu kau masih kanak-kanak,kau bagaikan teman sejatiku, dengan wudhu kau sentuh aku, dalam keadaan suci kau menggenggamku, kau baca dengan lirih dan merdu, saat ini kau telah dewasa,tampaknya kau sudah tidak naksir lagi padaku, apakah diriku bacaan yang usang? tinggal kenangan dan sejarah? sekarang kau simpan aku dengan rapi, kau biarkan aku sendiri, menjadi kusam dalam lemari,berlapis debu, dimakan kutu, kumohon genggam erat aku kembali, bacalah aku di setiap harimu, karena ku akan menjadi penerang dalam hidup dan kuburmu nanti."
Memang, manusia harus mengakui Alqur’an adalah kalimatullah, pengantar, pembimbing manusia dalam mencapai derajat kehidupan hakiki di dunia dan diakhirat. Juga memang, harus kita akui bahwa sering kita mencampakkannya. Membiarkannya membisu ditemani segumpal debu, membuat aromanya tak lagi semerbak di hadapan para pembacanya.
Manusia-manusia memandangnya tak bergerak tapi sebenarnya ia bergerak. Coba saja, jika kau merasakannya di hati dalam-dalam, ia benar-benar akan menuntunmu di keseharian yang engkau miliki hingga akhir hayatmu dan hingga akhir ayat-ayatnya.
Alqur’an adalah pembeda, membedakan yang baik dan yang buruk. Beberapa memandang bahwa Bila kata Al Qur'an, merupakan masdar (infinitif) dari kata " qara'a " yang berarti membaca, maka artinya " bacaan ". Allah berfirman : ( innaa 'alainaa jam'ahu waqur'anah ), Qur'anah di sini berarti qira'atuhu yakni mebacanya. Dalam konteks ini, membaca bisa dimaksudkan untuk diri sendiri. Seperti yang terdapat dalam (QS:16:98) : " Maka apabila kamu membaca Al-Qur'an hendaknya kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ". Atau membaca untuk orang lain, seperti yang terdapat dalam (QS:17:106) : " Dan Al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu mebacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian ".
Singkat, penjelasan di atas, tapi begitu bermakna jika menelusuri, membaca dan menyelami kalimatullah itu.
Baca, baca dan baca. Sebuah kata yang mudah untuk diucapkan dan dituliskan tapi sulit untuk melaksanakannya. Kesulitan-kesulitan yang terjadi karena syaitan tak pernah akan berhenti menggoda dan mengantarkan manusia pada kebinasaan dan dosa. Anjuran untuk berlindung pada-Nya adalah suatu keharusan karena dinamika politik syaitan hampir mirip dengan dinamika politik kenegaraan dewasa ini. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa yang tak pernah membacanya menyimpan ke-dusta-an yang begitu besar dalam dinamika politik syaitan dan manusia dalam suatu negara.
Lebih jauh, jika direnungkan secara mendalam ayat-ayat yang pertama kali diturunkan dalam Al-Qur’an, akan ditemukan bahwa ada dua perintah iqra' : Pertama, " iqra' bismirabbikalladzi khalaq " bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan ). Kedua, iqra' warabbukal akram ( bacalah dan Tuhan-mu-lah yang paling Pemurah ). Maksudnya bahwa kegiatan membaca harus tegak di atas keikhlasan kepada Allah semata, kejujuran untuk membesarkanNya, menyebarkan ajaranNya, dan memberikan pemahaman yang benar terhadap manusia, sehingga dengannya manusia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat.
Mari tiap hari melafalkannya, insya Allah ia akan menuntun kita!!!
By: Fitrah El-Fairuz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar